Twitter

Amalan-Amalan Rabu Wekasan

Author Unknown - -
Home » » Amalan-Amalan Rabu Wekasan


Amalan-Amalan Rabu Wekasan

RABU WEKASAN
Menurut orang-orang sepuh kuno, Rabu Wekasan adalah Rabu terakhir dibulan Safar. Dalam kitab Jawahir, seorang alwalid (ahli ma’rifat) mengatakan bahwa Allah menurunkan bermacam-macam coba/ balak/ penyakit. Ahli ma’rifat adalah orang yang mantap ma’rifat dalam sifat Mu’t akad 50 (Sifat Wajib Allah 20 , Muhal 20, Jaiz 1, dan Sifat wajib Rosul 4, Muhal Rosul 4, jaiz 1 sehingga total berjumlah 50).
Ahli ma’rifat adalah orang yang sudah tahu terlebih dahulu apa yang akan terjadi (diberi penglihatan barang gaib oleh Allah). Dan para ahli ma’rifat diberi petunjuk oleh Allah kalau pada malam rabu terakhir dibulan Safar, Allah menurunkan bermacam-macam coba/ balak/ penyakit.
Dari keterangan para ahli ma’rifat, maka para ulama’ mengajarkan kepada kita untuk lebih mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah, dengan banyak berdo’a, beristighfar, sholat sunnah, serta membaca sholawat pada malam rabu terakhir dibulan Safar. (Pengajian Jum’at Fajar, 5 Febuari 2010)
Beberapa amalan yang bisa dilakukan pada malam rabu wekasan (malam rabu terakhir dibulan safar):
1. Sholat Sunnah (Hajat, Mutlaq/Qiyamul lail) 4 atau 6 rakaat,
- 4 rakaat (2 salam) : Caranya, setelah fatekhah tiap rakaat membaca Al-Kautsar 17X, Al-ikhlas 5X, Al-Falaq 1X, dan An-Nas 1X
- 6 Rakaat (3 salam) : Caranya setelah fatekhah tiap rakaat membaca ayat kursi dan Al-ikhlas 1X.
2. Membaca Surat Yasin, pada ayat “Salamun Qoulan Min Rabbil Rahiim” dibaca sebanyak 313X kemudian baru dilanjutkan ayat setelahnya sampai selesai.
3. Meminum Air Salamun, dengan cara menulis ayat-ayat salamun yang terdapat dalam Al-qur’an di kertas kemudian dicelupkan dalam air dan diminum. (Pengajian Malam Selasa Krandon)
Yang terpenting niat kita dalam menjalani amalan-amalan tersebut adalahLillahi Ta’ala (bukan karena niat lain dan kita tidak terlalu ekstrim dalam menerima sesuatu/ kelancipen). Sebagaimana contoh yang disampaikan KH. Sya’roni Ahmadi “jangan terus melakukan sholat tolak balak, itu salah (kelancipen), sholatnya ya sholat sunnah (hajjat atau yang lain)”.
Demikian ijazah dari beberapa kyai, semoga dengan amalan-amalan tersebut kita bisa lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Amin.
Sumber:
1. KH. Sya’roni Ahmadi, pengajian jum’at fajar tanggal 5 Febuari 2010 di Masjid Menara Kudus
2. KH. Sya’dullah Rouyani, pengajian malam selasa warga Krandon Kudus